Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.
Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada glirannya akan memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman. Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai alat bantu utama. Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang memberikan gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi di Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, dsb. termasuk di dalamnya pengaruh revolusi internet dalam berbagai dimensi kehidupan. Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul "Rebooting:The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "cyber classroom" atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini, guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran sebagaimana dikemukakan di atas.
Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masa mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) komputer notebook dengan akses internet tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan, materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV, (4) alat-alat musik, (5) alat olah raga, dan (6) bingkisan untuk makan siang. Hal itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.
Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dsb. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.
Pergeseran pandangan tentang pembelajaran
Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa, (3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan, kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual maupun kelompok.
PENGUMUMAN
REKRUTMEN PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS
SETARA DIPLOMA SATU (D1) PT PLN (PERSERO)
TAHUN 2009
Page 1
PT PLN (Persero) untuk wilayah kerja Jawa-Bali membuka kesempatan kepada lulusan SMK dengan persyaratan
sebagai berikut :
Bidang Keahlian di SMK Jenis Kelamin
1 Teknik Listrik (Kode : TL)
SMK Teknik Listrik Industri, Instalasi Listrik,
Pemanfaatan Tenaga Listrik, Listrik Pemakaian,
Otomasi Listrik.
L
2 Teknik Mesin (Kode TM)
SMK Teknik Mesin, Teknik Permesinan, Mesin
Perkakas.
L
3 Teknik Informatika (Kode TI)
SMK Teknik Informatika, Komputer dan Jaringan,
Teknik Komputer
L
4 Teknik Sipil (Kode TS)
SMK Teknik Sipil (Konstruksi, Konstruksi Bangunan,
Teknik Gambar Bangunan)
L
5
Administrasi Perkantoran (Kode :
AP)
SMK Administrasi Perkantoran L / P
6 Akuntansi (Kode AK) SMK Akuntansi L / P
Jurusan yang dibutuhkan
untuk berkarir bersama PT PLN (Persero), melalui Program Beasiswa Ikatan Dinas Setara Diploma Satu (D1)
yang dididik menjadi Junior Operator/ Junior Engineer/ Junior Officer/ Junior analyst. Proses seleksi menggunakan
sistem gugur, hanya pelamar yang memenuhi persyaratan saja yang berhak mengikuti seleksi tahap berikutnya,
materi seleksi meliputi :
1) Seleksi Administrasi
2) Tes Fisik
3) Tes Akademik
4) Tes Psikologi
5) Tes Wawancara
6) Tes Kesehatan
Peserta Beasiswa yang mendapatkan nilai Indek Prestasi Komulatif (IPK) lebih besar atau sama dengan 2,75
(dua koma tujuh lima) pada skala 4, mengikuti Program On the Job Training (OJT) dan memenuhi Kompetensi Inti-
Peran-Bidang serta Evaluasi Kesehatan Akhir akan diangkat menjadi pegawai PT PLN (Persero) wilayah Kerja
Jawa-Bali.
PERSYARATAN
1. Umum :
a) Lamaran/pendaftaran ditujukan kepada Konsultan Rekrutmen, PO BOX 6446 SMS
b) Lamaran diterima paling lambat tanggal 15 Juli 2009, cap pos
PENGUMUMAN
REKRUTMEN PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS
SETARA DIPLOMA SATU (D1) PT PLN (PERSERO)
TAHUN 2009
Page 2
2. Persyaratan dan Tata Cara Lamaran/pendaftaran :
Informasi tentang Persyaratan dan tata cara mengajukan lamaran/pendaftaran dapat dilihat pada website PLN :
http://www.plnjateng.co.id, atau pada Kantor PT PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan (APJ) berserta
Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ) terdekat di wilayah Jawa Tengah & D.I Yogyakarta.
3. Lain-lain :
a) Pendaftaran/lamaran tidak dipungut biaya & tidak melayani surat menyurat.
b) Keputusan PIHAK KONSULTAN bersifat FINAL dan tidak dapat diganggu gugat.
c) Bagi yang lulus seluruh tahap seleksi mendapat Program Beasiswa Ikatan Dinas Setara Diploma Satu (D1).
d) Selama mengikuti kuliah dan OJT akan diberikan uang saku.
Semarang, 24 Juni 2009
Ttd
Konsultan Rekrutmen
PENGUMUMAN
REKRUTMEN PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS
SETARA DIPLOMA SATU (D1) PT PLN (PERSERO)
TAHUN 2009
Page 3
PERSYARATAN DAN TATA CARA LAMARAN
REKRUTMEN PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS SETARA DIPLOMAT SATU (D1) TAHUN 2009
1. Persyaratan Peserta
a. Laki-laki, untuk Kode TL, TM, TI, TS (Kode Jurusan agar ditulis pada Sudut Kanan Amplop)
b. Laki-laki dan Perempuan untuk Kode AP, AK (Kode Jurusan agar ditulis pada Sudut Kanan Amplop)
c. Belum pernah menikah
d. Usia maksimal pada saat pendaftaran/lamaran adalah 22 tahun (Kelahiran 25 Juni 1987 dan setelahnya).
e. Sehat jasmani dan rohani, tidak buta warna, tidak bertato dan tidak bertindik, Mata Plus/ Minus Maksimal 4
serta tidak pernah terlibat dalam penyalahgunaan narkotika ataupun zat adiktif lainnya.
f. Tidak mempunyai ketunaan fisik yang dapat menghambat aktivitas dalam bekerja.
g. Mempunyai Tinggi Badan Laki-Laki minimal 160 cm / Perempuan minimal 155 cm dengan berat badan
proporsional
h. Nilai Ujian Akhir Negara, untuk pelajaran Matematika ≥6 (enam).
i. Nilai ijazah rata-rata ≥ 6 (enam)
j. Tidak sedang menerima beasiswa pendidikan (ikatan dinas) dari instansi lain yang bersifat mengikat.
k. Sanggup bekerja selama minimal 5 (lima) tahun secara berturut-turut dan bersedia ditempatkan pada PT
PLN (Persero) wilayah kerja Jawa-Bali.
l. Tidak akan menuntut untuk diangkat menjadi pegawai apabila pada saat mengikuti pendidikan Setara
Diploma Satu (D1) mendapatkan nilai dengan indeks prestasi kurang dari 2,75 (dua koma tujuh lima) pada
skala 4 (empat) dan Kompetensi Inti-Peran-Bidang yang dimiliki tidak sesuai dengan Kompetensi Jabatan
setelah peserta mengikuti On the Job Training (OJT) pada PT PLN (Persero) wilayah kerja Jawa-Bali.
2. Tata Cara Lamaran/Pendaftaran :
Peserta mengajukan permohonan Lamaran Program Beasiswa Ikatan Dinas Setara Diploma Satu (D1) dikirim
ke PO BOX 6446 SMS, dengan dilampiri :
a) Fotocopy ijazah yang dilegalisir.
b) Fotocopy Nilai Ujian Negara (UN) yang dilegalisir.
c) Fotocopy akte kelahiran dan KTP yang berlaku.
d) Pas foto berwarna terbaru ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 lembar.
e) Surat keterangan berbadan sehat dan tidak buta warna dari Instansi Kesehatan (Rumah Sakit)
f) Daftar Riwayat Hidup/CV (Format : Lampiran 1).
g) Surat Pernyataan Diri diatas materai Rp 6.000,- ( Format : Lampiran 2).
PENGUMUMAN
REKRUTMEN PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS
SETARA DIPLOMA SATU (D1) PT PLN (PERSERO)
TAHUN 2009
Page 4
Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI :
N a ma :
Tempat/Tanggal Lahir :
Nama Orang Tua (Bpk/Ibu) :
Pekerjaan Orang Tua (Bpk/Ibu) :
Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan)
Status : (Kawin/Belum Kawin)
Agama :
Tinggi Badan / Berat Badan : ………….cm/ …………kg
Kewarganegaraan :
Alamat Tempat tinggal : Jl.
RT/RW :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kota/Kabupaten :
Phone/Handphone :
Email :
PENDIDIKAN FORMAL :
1. Sekolah Dasar Lulus Tahun
2. Sekolah Menengah Pertama Lulus Tahun
3. Sekolah Menengah Kejuruan Lulus Tahun
4.
PENDIDIKAN NON FORMAL/KURSUS :
1.
2.
3.
4.
Demikian Daftar Riwayat hidup tersebut saya buat dengan sebenar-benarnya.
..........................., Juli 2009
( ......nama terang.......)
PENGUMUMAN
REKRUTMEN PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS
SETARA DIPLOMA SATU (D1) PT PLN (PERSERO)
TAHUN 2009
Page 5
Lampiran 2 : Surat Pernyataan Diri
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah saya ini :
N a ma :
Nomor KTP :
Tempat / Tanggal Lahir :
Nama Orang Tua (Bpk/Ibu) :
Pekerjaan Orang Tua (Bpk/Ibu) :
Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan)
Status : (Kawin/Belum Kawin)
Agama :
Kewarganegaraan :
Alamat Tempat tinggal : Jl.
RT/RW :
Desa/Kelurahan :
Kecamatan :
Kota/Kabupaten :
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa saya :
1. Sanggup Bekerja dan Ditempatkan di PT PLN (Persero) pada Wilayah Kerja Jawa-Bali Selama minimal 5
(Lima) Tahun Secara Berturut-Turut.
2. Tidak akan menuntut untuk diangkat Menjadi Pegawai PT PLN (Persero), apabila pada saat mengikuti
Pendidikan Setara Diploma Satu (D-1) Mendapat Nilai Indeks Prestasi dibawah atau kurang dari 2,75 (Dua
Koma Tujuh Lima Pada Skala 4 (Empat), Kompetensi Inti-Peran-bidang tidak sesuai dengan Kebutuhan
Kompetensi Jabatan setelah mengikuti On The Job Training (OJT).
3. Tidak Pernah Terlibat Dalam Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya.
4. Tidak akan menuntut pengakuan atas ijazah yang lebih tinggi dari Diploma 1.
5. Sanggup mentaati ketentuan rekrutmen dan / atau perjanjian Program Beasiswa Ikatan Dinas Setara Diploma
Satu (D1).
Demikian Surat Pernyataan Diri saya buat dengan sebenar-benarnya, dan saya bertanggungjawab atas segala akibat jika suatu
saat nanti saya tidak melaksanakan pernyataan tersebut.
............................., Juli 2009
Menyetujui Orang Tua / Wali Saya Yang Membuat Pernyataan
( ......nama terang.......)
Materai Rp. 6000,-
( ......nama terang.......)
PENGUMUMAN
REKRUTMEN PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS
SETARA DIPLOMA SATU (D1) PT PLN (PERSERO)
TAHUN 2009
Page 6
JADUAL SELEKSI
REKRUTMEN PROGRAM BEASISWA IKATAN DINAS SETARA DIPLOMA SATU (D-1)
Konsultan Rekrutmen
NO KEGIATAN JADUAL TEMPAT MEDIA
1 Pendaftaran 25 Juni – 15 Juli 2009
PO BOX 6446
SMS
http://www.plnjateng.co.id ,
suara merdeka
2 Seleksi Administrasi 28 Juni – 18 Juli 2009 Konsultan
3
Pengumuman Hasil Seleksi
Adm & Panggilan Tes Fisik
22 Juli 2009 Website PLN http://www.plnjateng.co.id
4 Tes Fisik
25-26
Juli 2009
Konsultan
5
Pengumuman Hasil Tes Fisik
dan Panggilan Tes Akademik
27 Juli 2009 Website PLN http://www.plnjateng.co.id
6 Tes Akademik 29 Juli 2009
Politeknik
Negeri
Semarang
7
Pengumuman Hasil Akademik
& Panggilan Tes Psikologi
30 Juli 2009 Website PLN http://www.plnjateng.co.id
8 Tes Psikologi 31 Juli 2009
Politeknik
Negeri
Semarang
9
Pengumuman Hasil Tes
Psikologi & Panggilan Tes
Wawancara
10 Agustus 2009 Website PLN http://www.plnjateng.co.id
10 Tes Wawancara 12-14 Agustus 2009
Politeknik
Negeri
Semarang
11
Pengumuman Hasil Tes
Wawancara & Panggilan Tes
Kesehatan
15 Agustus 2009 Website PLN http://www.plnjateng.co.id
12 Tes Kesehatan 16-17 Agustus 2009 Menyusul Ditentukan lebih lanjut
13
Pengumuman Hasil Akhir dan
Pemanggilan Kuliah
28 Agustus 2009 Website PLN http://www.plnjateng.co.id
14
Penjelasan dan
Penandatangan Kontrak
31 Agustus 2009 Menyusul
Silakan invite command anda !!
PEMBELAJARAN yang demokratis adalah pembelajaran yang di dalamnya terdapat interaksi dua arah antara guru dan siswa. Guru memberikan bahan pembelajaran dengan selalu memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif memberikan reaksi, siswa bisa bertanya maupun memberi tanggapan kritis tanpa ada perasaan takut. Bahkan, kalau perlu siswa diperbolehkan menyanggah informasi atau pendapat guru jika memang dia mempunyai informasi atau pendapat yang berbeda. Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil reaksi antara bahan pelajaran, pendapat guru, dan pengalaman siswa sendiri.
alam pembelajaran, siswa betul-betul sebagai subyek belajar. Bukan sebagai botol kosong yang pasrah untuk diisi dengan berbagai ilmu oleh guru. Saat sekarang, rasanya pembelajaran yang demokratis cukup mendesak untuk diimplementasikan di kelas, setidaknya berdasarkan tiga alasan.
ertama, kenyataan bahwa guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Dalam era globalisasi informasi sekarang, tidak bisa dimungkiri, akses terhadap berbagai sumber informasi menjadi begitu luas: televisi, radio, buku, koran, majalah, dan Internet. Saat berada di kelas, siswa telah memiliki seperangkat pengalaman, pengetahuan, dan informasi. Semua ini bisa sesuai dengan bahan pelajaran, bisa juga bertentangan. Pembelajaran yang demokratis memungkinkan terjadinya proses dialog yang berujung pada pencapaian tujuan instruksional yang ditetapkan. Tanpa demokrasi di kelas, guru akan menjadi penguasa tunggal yang tidak dapat diganggu gugat. Siswa terkekang, dan akhirnya potensi kreativitasnya terbunuh.
edua, kompleksnya kehidupan yang bakal dihadapi siswa setelah lulus. Masa depan menuntut mereka mampu menyesuaikan diri. Prinsip belajar yang relavan adalah belajar bagaimana belajar (learning how to learn). Artinya, di kelas target pembelajaran bukan sekadar penguasaan materi, melainkan siswa harus belajar juga bagaimana belajar (secara mandiri) untuk hal-hal lain. Ini bisa terjadi apabila dalam kegiatan pembelajaran siswa telah dibiasakan untuk berpikir mandiri, berani berpendapat, dan berani bereksperimen.
etiga, dalam konteks pendidikan demokrasi masyarakat. Sebagai bagian dari anggota masyarakat, siswa hendaknya sejak dini telah dibiasakan bersikap demokratis, bebas berpendapat tetapi tetap dalam rule of game. Ini bisa dimulai di kelas dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang menekankan adanya demokrasi. Bagaimana kita bisa berharap kelak mereka akan menjadi penyokong demokratisasi kalau di sekolah tidak mendapatkan pengalaman berdemokrasi?
ETIGA alasan di atas tampaknya cukup signifikan untuk memberikan rekomendasi tentang perlunya penerapan pembelajaran yang demokratis di kelas. Hanya saja, harus diakui ada beberapa kendala yang perlu diatasi.
ari pihak guru, kendala lebih bersifat psikologis. Bagaimanapun, selama ini guru telah tercitrakan sebagai orang yang serba tahu dan serba mampu. Bahkan, ada ungkapan, guru itu digugu dan ditiru. Ini menempatkan guru pada posisi superior-di atas siswa. Guru memang harus berwibawa baik secara akademik maupun moral, tapi bukan berarti harus berlaku diktator dan otoriter. Harus ada perubahan paradigma, guru sekarang tidak harus serba tahu dan serba mampu karena hal itu memang mustahil. Yang penting, guru harus bisa menjadi fasilitator dan motivator sehingga siswa dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk bisa mengubah paradigma ini, guru harus menyadari bahwa wibawa tidak akan lenyap dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas. Bukankah justru wibawa guru akan terangkat bila ia mampu menampilkan performa sebagai guru yang egaliter, bisa diajak diskusi, terbuka, dan demokratis.
Sementara dari pihak siswa, kendalanya adalah belum adanya keberanian untuk berpendapat. Selama ini mereka telah terkondisi untuk pasif, menerima apa pun informasi dari guru tanpa kritik. Kondisi ini harus diubah dengan cara mendorong mereka menyampaikan gagasan dan menghargainya. Apa pun pendapat siswa, guru harus bisa memberikan apresiasi secara positif. Melalui penghargaan dan apresiasi secara positif terhadap siswa, diharapkan berangsur-angsur siswa terbiasa berpikir aktif dan berani mengemukakan pendapatnya di kelas.